Jumat, 27 Juli 2012

MESOPOTAMIA



BAB I
PENDAHULUAN


A.          Latar Belakang

Salah satu tugas dari seorang Perbandingan Agama adalah mengkaji agama-agama. Baik itu agama samawi maupun Ardhi. Karena agama datang kedunia mempunyai sajarah masing-masing. Agama terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Di dalam makalah ini spesifik akan membahas tentang peradaban Mesopotamia. Yang mana di yakini oleh para ahli sejarawan sebagai peradaban yang pertama. Serta sebagai pembentuk suatu system serta pengetahuan yang dapat kita ketahui setelah memahami peradaban tersebut.
Kawasaan di lembah sungai Eufrat dan Igris di bagi secara alami menjadi dua kawasaan yaitu Mesopotamia atas dan Mesopotamia bawah (Babilonia)[1]. Kedua kawasaan tersebut yang menjadi awal mula munculnya suatu peradaaban. Munculnya suatu system kepemerintahaan, serta munculnya suatu system kepercayaan. Mesopotamia berasal dari kata “Mesos (Tengah)” dan Patmos (Sungai)[2], dimana yang artinya “daerah diantara sungai-sungai”[3].Bahkan sejarawan Yunani Kuno yang bernama Herodotus  menyebut Mesopotamia sebagai “Tanah Surga yang cantik Jelita[4].
            Pada zaman dahulu Mesopotamia atas memiliki dua pusat peradaban utama, satu berada diwilayah Eufrat atas dan pusat yang lama terletak dimuara Zab (sungai Tigris atas). Mesopotamia bawah yang merupakan situs bangsa Sumeria dan Akkadia, secara alami juga terbagi menjadi bagian utara dan selatan. Bagian utara terpusat disekitar Babillon, sedang bagian selatan terpusat di kota-kota Sumria seperti Lama, Esidu, dan Ur. Tanah bagian selatan ini keadaannya berawa-rawa. Bangsa ini hidup pada 4000 SM dan dapat bertahan dengan melakukan irigasi[5].
         Untuk lebih jelasnya dapat dibaca dalam pembahasan yang mana akan lebih dijelaskan mengenai perkembangan di daerah Mesopotamia yang khususnya yaitu Babilonia.
           


























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Peradaban Babilonia / Mesopotamia
Gambar.1
Pete kota Babilonia
Daerah Mesopotamia ini, sekarang lebih dikenal dengan Republik Irak. Dikawasaan Mesopotamia ini, terdapat berbagai macam bangsa (suku) salah satunya yaitu bangsa Babilonia. Bangsa babilonia terbentuk atas sebagian suku-suku bangsa yaitu Hamiah dan Samiah[6]. Kedua suku bangsa tersebut merupakan keturunan dari Hamdan Sam bin Nuh AS. Suku-suku bangsa yang dari rumpun Haimiah ini dulu bertempat tinggal di daerah-daerah tepi sungai Efrat di sebelah utara babil sampai di daerah Teluk Persia. Sedangkan suku bangsa dari Samiah mendiami daerah-daerah antara sungai Dajlah (Tigris) dan sungai Efrat[7].
Menurut penulis kitab Kejadian, Nimrod, “seorang pemburu yang gagah perkasa” yang mendirikan Babel sebagai sebuah kerajaan[8].
Berdasarkan hasil penemuan para ahli purbakala, Babilonia memiliki tembok kota yang tingginya mencapai 300 kaki dengan tebal kira-kira 8 kaki dan membentang dari sejauh 40 sampai 50 mil mengelilingi kota itu. Keindahan arsitektur tembok kota Babilonia dilengkapi oleh pintu gerbang Ishtar yang elok. Disamping itu juga, jalan-jalannya terdiri dari trotoar yang terbuat dari batu[9].
Bangsa ini, telah mengalami berbagai perkembangan setelah bangsa-bangsa yang menduduki wilayah Mesopotamia. Kemajuan itu dapat dilihat di bidang perbintangan, philology, lexicography, matematika, dan ilmu sihir merupakan bukti kemasyuran Babilonia pada periode ini[10].
B.     Bangsa-Bangsa Yang Pernah Berkembang di Mesopotamia
                              Gambar.2
         Peta Peradaban Mesopotamia
   Ada beberapa bangsa yang mengembangkan kekuasaannya di wilayah Mesopotamia. Salah satunya adalah Babilonia. Namun sebelum Babilonia, bangsa yang pertama kali mendiami wilayah ini yaitu Bangsa Sumeria.
Sumber: www.geofacts.co.cc,di unduh pada tanggal 20 oktober 2010

Setelah Sumeria, bangsa Akkadia, Babilonia, Asyri, Babilonia Baru[11]. Penjelasan singkat mengenai bangsa-bangsa yang pernah mendiami Mesopotamia:
1.      Sumeria
Bangsa Sumeria mendirikan kota-kota yang mana dapat kita ketahui adalah kota Ur dan Sumer[12]. Dimana pusat pemerintahan pada saat itu berada di kota Ur apalagi kota tersebut merupakan kota tertua pada masa bangsa Sumeria. Raja yang memerintah adalah Ur Nanseh (2500SM) setelah itu Raja Gudea (2400SM). Pada masa itu bangsa Sumeria telah menyumbangkan ilmu yang untuk zaman sekarang yaitu Matematika[13]. Selama kurang lebih 500 tahun bangsa sumeria mengalami beberapa tragedi perebutan kekuasaan,
               Gambar.3
        Patung Raja Gudea
akhirnya bangsa itu lemah dalam hal persatuan. Dalam kelemahan itu datanglah serangan dari bangsa Akkadia, dipimpin oleh Raja Sargon dan berhasil menaklukan sumeria pada tahun kurang lebih 2500 SM[14].

Sumber: www.geofacts.co.cc,di unduh pada tanggal 20 oktober 2010

2.      Akkadia
Setelah berhasil merebut kekuasaan / wilayah dari Sumeria, bangsa Akkadia menjadi penguasa di Mesopotamia. Pemimpin bangsa Akkadia yaitu Raja Sargon.
             Gambar.4
        Patung Raja Sargon
Pada masa pemerintahan bangsa Akkadi, sebagian kebudayaan bangsa ini diambil dari kebudayaan bangsa Sumeria[15]. Maka muncullah sebuah istilah budaya Summer Akkad berbahasa Semit.

Sumber: www.geofacts.co.cc, di unduh pada tanggal 20 oktober 2010

                       

Selama kurang lebih 400 tahun berkuasa di Mesopotamia, akhirnya kekuasaan Akkadia berhasil ditaklukkan oleh bangsa Amorit (dari Syiria sekarang), yang bergerak masuk ke wilayah Mesopotamia melalui arah barat daya kemudian menyeberangi sungai Eufrat dan melakukan penyerangan.
3.      Babilonia
Ketika bangsa Amorit ( salah satu dari Rumpun suku bangsa Haimiah) menaklukkan bangsa Akkadia. Sejarawan mengatakan bahwa kerajaan babilonia didirikan oleh bangsa Amorit. Kata babilonia berasal dari kata “Babilu” yang artinya ( Gerbang Menuju Tuhan)[16].
Gambar.5
   Patung raja Hamurabi

 Sekitar tahun 1800 SM, kerajaan Babilonia diperintahkan oleh seseorang yang bernama Hammurabi[17]. serangan yang datang dari bangsa Hittite telah memperlemah keadaan (1600 SM)[18]. Serangan itu terjadi pada masa pemerintahan Samsu Iluna (putra Hammurrabi) pada 1595 SM, raja Mursilis memimpin penyerangan terhadap
Sumber: www.geofacts.co.cc, di unduh pada tanggal 20 oktober 2010
kerajaan Babilonia lama dan menguasainya serta membuat keadaan dalam abad gelap selama 150 tahun.
4.      Assyria
Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Asyria. Bangsa Asyria ini termasuk dalam rumpun Semit. Mereka membangun kota yaitu kota Asshur dan kota Niniveh yang dijadikan ibu kota dari kekuasaan bangsa Asyria. Kekuasaan ini disebut dengan corak militer. Hal ini dikarenakan Bangsa ini telah menaklukkan daerah-daerah disekitar. Pada masa tersebut terjadi perkembangan yang pesat dan menjadikan bangsa ini sangat maju yaitu dalam bidang pendidikan.
Lambat laun kerajaan Assyria lemah dan kelemahannya itu diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang didaerah Mesopotamia selatan. Bangsa ini menyerang kerajaan Assyria[19]. Pada tahun 612 SM, ibu kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya kerajaan Assyria.
5.      Babilonia baru
Setelah Babilonia berhasil merebut kekuasaanya kembali dari Asyria dibawah pimpinan Raja Nebukhadnezer (Bukkhtanasar). Kini babilonia menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan lagi. Kerajaan ini disebut dengan Babilonia Baru karena Raja Nebukhadnezer membangun kembali babilonia sehingga menjadi pusat pemerintahan kembali dan di sebut dengan Babilonia Baru[20].
Namun kekuasaan politik babilonia ke dua ini tidak bertahan lama, sepeninggalan Raja Nebukhadnezer wilayah ini ditaklukkan oleh Sirus Agung dari Persia[21].
C.    Politik dan Sosial Imperium Babilonia
Sejak peradaban Mesopotamia berkembang, banyak terjadi persaingan atau perebutan kekuasaan, yang mana tejadi konflik internal antar bangsa (rumpun). Mulai dari pemimpin kekuasaan bangsa Sumeria,  trus dikalahkan oleh bangsa Akkadia, dan setelah Akkadia berkuasa, terkalahkan oleh bangsa Babilonia. Namun ketika Babilonia kehilanggan pemimpin yang kuat, maka terkalahkan oleh bangsa Asyri, tak lama akhirnya Babilonia mampu untuk menguasai Mesopotamia kembali dengan sedikit perubahan nama menjadi Babilonia Baru[22].Masa kejayaan bangsa Babilonia yaitu pada masa kepemimpinan Raja Hamurabbi. Selain sebagai raja, Hamurabbi juga seorang pemimpin agama masyarakat Babilonia. Ia senantiasa memerintahkan kaumnya untuk menaati aturan yang telah ditetapkan demi berjalannya roda kehidupan danpemerintahan.
 Sejak awal pemerintahannya, Hammurrabbi telah memeperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan pada nilai-nilai tradisional. Hukum tersebut lebih dikenal sebagai hukum Hammurrabbi[23] yang ditulis pada prasasti batu yang tingginya kurang lebih 2,5 meter dan ditempatkan ditengah-tengah ibu kota Babilonia.Hukum tersebut merupakan hokum tertulis pertama di dunia. Kitab Undang-Undang Hammurabi ini sebagai "sebuah monumen kebijaksanaan dan keadilan”[24].
Dalam hukum itu tertulis tentang peraturan-peraturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok UU[25]. Pada setiap bagian tercantum jenis-jenis pelanggaran dan hukumannya. Hukum tersebut dijalankan dengan tegas dan keras sehingga tercipta suatu keadaan yang aman.
Hukum Hammurabi menggambarkan tentang struktur ideal masyarakat Babilonia Lama[26]. Diatas adalah raja, yang merupakan penguasa segala sesuatu dikerajaannya. Kemudian dibawahnya terdapat tiga kelas sosial, awilum (bangsawan), mushkenum (rakyat biasa), dan wardum (budak)[27]. Kesemuanya memiliki tingkatan hukum yang berbeda menurut tingkat masyarakat yang ada.



D.    Ajaran-Ajaran dan Nama-Nama Dewa
Pertama kali bangsa Sumeria masuk ke wilayah Mesopotamia, mereka sudah memiliki system kepercayaan. Yang mana bangsa Sumeria sudah menyebah para Dewa. Hingga bangsa Babilonia semasa kejayaannya mengadopsi kepercayaan tersebut. System dari peradaban Mesopotamia yang dianuut yaitu, ketika suatu Imperial menguasai wilayah Mesopotamia maka seluruh Imperial atau bangsa yang lain harus mengikuti apa yangn di perintah oleh Raja dari Imperial tertinggi, baik itu mengenai system kepemerintahan maupun system keyakinan.
Bangsa Babilonia sejak masa purbanya sampai pada masa perkembangannya menganut faham keTuhanan yang Politeistik[28]. Sekalipun faham ini cukup lama di anut bangsa Babilonia, tetapi bangsa itu tidak mempu merubah faham dan kepercayaannya. Dewa pertama atau dewa tertinggi adalah dewa Marduk[29]. Selain itu ada dewa-dewa alam yang mereka sembah yakni[30]:
1.      Enlil              (  Dewa Bumi  )               4. Sin ( Dewa Bulan )
2.      Ea                 (  Dewa Air     )               5. Samas ( Dewa matahari)
3.      Anu              ( Dewa Langit )               6. Ereskigal ( Dewa Kematian)
Gambar.6                                      Gambar.7
       Dewa Marduk                            Dewa Matahari 

Sumber:
www.google.com, di unduh pada 25 0ktober 2010
                     Gambar.8                                              Gambar.9
      Patung Dewa Anu (Langit)                   Patung Dewa Enlil (Bumi)
     

Gambar.10
Patung Dewa Ea (Air)
Sumber: http://www.google.co.id/imglanding?q=dewa, di unduh pada 7 November 2010
Agama atau kepercayaan bangsa Babilonia terbentuk dari berbagai unsur kepercayaan yaitu kepercayaan bangsa Babilonia sendiri serta berbagai kepercayaan bangsa lain yaitu bangsa Ibrani, bangsa Mesir, bangsa Iran dan bangsa-bangsa lainnya yang ada pada zamannya[31].
Di jelaskan pula, bahwa masyarakat Mesopotamia harus selalu memenuhi kewajibannya kepada Dewa, yaitu[32]:
1.      Memberikan Dewa Rumah ( kuil )
2.      Patung dewa harus berpakaian mahal
3.      Harus mengelolah tanah dan memasak untuk para Dewa dari jagung dan buah-buahan yang dittanam di tanah kuil dan kebun.
4.      Harus merayakan Festival untuk menyengakan para dewa
Agama babilonia ini disebut dengan agama Ardli (Thabi’i) dengan system kependetaan. Kaum pendeta memiliki peranan penting bagi penganut keyakinan tersebut yaitu[33]:
1.      Pembina penganut atau pemeluk agama agar dalam melaksanakan tugas hidupnya sesuai dengan ajaran agama.
2.      Pembimbing pemeluk agama agar mereka dapat mengembangkan ajaran agama dan melaksanakannya dengan baik
3.      Pemberi Motivasi pemeluk agama agar setiap melaksanakan tugas-tugas selalu didasari ajaran-ajaran agama.
Pendeta berfungsi sebagai pedoman hidup dan kehidupan bagi para penganutnya, sebagai pembimbing atau pengajar bagi penganut agama keyakinan tersebut[34]. Ada unsur ensensial dalam agama Babilonia ini[35]:
a.       Iman atau keyakinan
Iman adalah satu kesatuan keyakinan yang memiliki enam system agama yang ideal, yaitu:
1.      Keyakinan terhadap Tuhan
2.      Keyakinan terhadap malaikat
3.      Keyakinan terhadap kitab suci
4.      Keyakinan terhadap utusan-utusan Tuhan (Rasul)
5.      Keyakinan pada hari pembalasan
6.      Keyakinan terhadap ketentuan dan kepastian baik dan buruk dari Tuhan
b.      Amal ibadat dan amal muamalah
c.       Kebaikan dalam melaksanmakan amal ibadah dan muamalah
Melakukan kebaikan-kebaikan amalan baik itu secara Vertikal maupun Horizontal, baik kepada tuhan maupun manusia dilakukan sesuai dengan ketetapan Tuhan.
Dari ketiga unsur tersebut, unsur ensensial agama yang kedua dan ketiga sesuai dengan keyakinan yang ada dalam agama Babilonia, baik yang berhubungan dengan amal maupun kebaikan dalam melaksanakan amalan yang sesuai dengan ketentuan dewa dan pendeta berlangsung dengan baik.

C.    Peninggalan-Peninggalan Agama Babilonia / Mesopotamia
Peninggalan-peninggalan sejarah pada wilayah Mesopotamia begitu banyak dimulai dari bangsa yang pertama kali menempati hingga akhir bangsa yang menempati wilayah Mesopotamia. Namun ada beberapa peninggalan yang sampai saat ini masih tetap ada dan di lestarikan keberadannya. Dan ada juga beberapa peninggalan yang diakui oleh dunia[36].peninggalan tersebut tidak hanya peninggalan tempat-tempat bersejarah saja namun melainkan peninggalan-peninggalan kebudayaan juga.
Misalnya pembuatan bangunan rumah dengan menggunakan bata dan tanah liat, menciptakan peraturan undang-undang secara tertulis, pembangunan kuil-kuil untuk tempat pemujaan[37]. Sampai sekarang, beberapa contoh yang sudah disebutkan di atas sampai sekarang masih tetap ada yaitu:
Gambar. 11
Ziggurat
               Sumber:http://www.biblehistory.com/babylonia/BabyloniaHistoryofBabylonia.htmdi unduh pada tanggal 20 oktober 2010.

Ziggurat adalah kuil tempat pemujaan pada dewa. Ziggurat berasal dari kata Zagaru[38] yang artinya bangunan tinggi seperti gunung. Bangunan ini terbuat dari tanah liat yang dijemur. Gundukan-bata atau batu-tertutup yang atasnya oleh sebuah rumah yang mewakili pengadilan dewa[39].

Gambar.12
    Tulisan Paku

Sumber:http://www.biblehistory.com/babylonia/BabyloniaHistoryofBabylonia.htmdi unduh pada tanggal 20 oktober 2010.

Tulisan bangsa Sumeria disebut tulisan paku (cunei form). Mereka menggunakan ± 350 tanda gambar[40], setiap gambar merupakan satu suku kata. Huruf-huruf itu dituliskan pada papan tanah liat yang digoresi/ditulisi menggunakan karang yang keras dan berujung tajam.





     Gambar.13
 Tower of Babel

Sumber:Dikutip dari tulisan Trias Kuncahyono, Babilon dan Sindrom Menara Babel, KCM, Sabtu, 29 Maret 2003

Menara babel yang tingginya mencapai 90 meter berfungsi sebagai keindahan kota serta mercusuar bagi para pedagang di sekitarnya yang akan menuju ke kota Babilonia[41]. Kisah Menara Babel melambangkan keangkuhan, kesombongan manusia, disebut-sebut dalam Kitab Kejadian, Kitab Suci Perjanjian Lama[42]. Setelah banjir besar, semua orang berbicara satu bahasa yang umum dan seorang pria bernama Nimrod membangun sebuah kota dan mendirikan agama yang umum[43]. Pembangunan menara ini diprakarsai oleh Nimrod, anak cucu Nabi Nuh di zaman Babilon kuno, jauh tahun sebelum zaman Nebuchadnezzar.



   Gambar.14
Hanging Wall

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2582388, di unduh pada 7 November 2010
Taman itu dibangun di atas bukit buatan. Tingginya 107 meter[44]. Bentuknya berupa podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan bunga-bungaan. Ada air terjun buatan brasal dari air sungai Eufrat yang dialirkan ke puncak bukit lalu mengalir melalui saluran buatan. Jika dilihat dari jauh seolah-olah taman itu menggantung, suatu pemandangan yang sangat menakjubkan.

Bangsa Sumeria memberikan sumbangan yang penting bagi dunia dalam bidang matematika. Mereka mengembangkan hitungan dengan dasar 60 (disebut sixagesimal) Penemuan mereka tentang hitungan lingkaran adalah 360o, satu jam adalah 60 menit, 1 menit adalah 60 detik masih kita gunakan sampai sekarang[45].


                                      Gambar.15
                               Calendar Babilonia

Sumber: http://www.google.co.id/imglanding?q=kalender , di unduh pada 7 November 2010
Ilmu hitung Bangsa Sumeria telah dapat menghitung, bahwa satu tahun terdiri dari 354 hari atau 360 hari[46].

Untuk lebih mempermudah pemahaman mengenai Peradaban Mesopotamia, di bawah ini merupakan sekema atau table yang mana bisa membantu lebih muda mengingat tentang peradaban Mesopotamia ini.

No
Ketenagan
Sumeria
Akkadia
Babilonia
Asyria
Babilonia Baru
1.


2.

3.


4.



5.
Masa awal pemerintahan

Ibu Kota

Raja Terkenal

Peninggalan



Sebab Keruntuhan
3000SM


Ur

UrNashe


Ziggurat
,Tulisan paku,

Akkadia
2800SM



Agade


Sargon




Budaya Sumer Akkad



Babilon-ia
2000SM



Babilon


Hammurabi




Hukum Hammurabi




Asyria
1200SM



Niniveh


Arsubani-
Pal



Lempeng
Tanah liat berisi
Ilmu


Babilonia baru
612 SM


Babilon

Nebukad-
Nezan

Taman gantung, menara bible

Persia






















BAB III
PENUTUP

Mesopotamia yang sekarang ini disebut dengan Negara Republlik Irak, merupakan peradaban pertama di dunia. Yang mana wilayah ini memiliki lima imperial atau kekuasaan wilayah yakni imperial Sumeria yang mana bangsa ini merupakan bangsa yang pertama kali memasuki dan menakhlukkan wilayah Mesopotamia yang dulunya berupa rawa-rawa. Pada masa kepemimpinan bagsa Sumeria, sudah terdapat sebuah tatanan kepemerintahan yang terkoordinir, serta masyarakat pada waktu itu hidup dengan cara bertani. Tulisan yang pertama kali yaitu berasal dari bangsa Sumeria yang disebut denagn “Tulisan Paku”.
Setelah itu imperial Akkadia, bangsa ini yang telah mengalahkan kekuasaan bangsa Sumeria dan mengadopsi budaya bangsa Sumeria, sehingga muncullah kebudayaan baru yakni “Sumer Akkad” yang berbahasa Semit.
Setelah runtuhnya kekuasaan imperial Akkadia, barulah Babilonia yang berkuasa. Masa puncak kejayaan Babilonia yaitu pada masa Raja Hammurabi. Hammurabi pula yang pertama kali mencetuskan sebuah Undang-Undang yang mengatur tatanan hidup masyarakat pada waktu itu. Masyarakat mempercayai bahwa Undang-Undang yang dibuat oleh Hamurabbi adalah berasal dari Dewa.
Namun hal itu tidak bertahan lama, ketika Babilonia di rebut kekuasaannya oleh Imeprial Asyri. Setelah Asyri mengalami kemunduran hingga Babilonia mudah untuk merebut dan menguasai wilayah Mesopotamia kembali. Namun bukan lagi disebut dengan Imperial Babilonia melainkan “Babilonia Baru”.
Wilayah Mesopotamia berkembang dengan maju. Hingga mampu untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang terkondisirkan. Kepercayaan yang dianut yaitu politeisme, mempercayai Dewa-Dewa, namun di balik itu ada dewa yang tertinggi yaitu “Dewa Marduk”.
Peninggalan dari peradaban ini sebagian masih ada dan terlestarikan, namun sebagian juga ada yang mengalami evolusi sesuai dengan perkembangan zaman. Tak bisa di pungkiri lagi bahwa ilmu yang telah kita dapat melainkan evolusi dari pemikiran dan kerja keras masyarakat peradaban. Yakni munculnya pengetahuan berasal dari peradaban Mesopotamia.























DAFTAR PUSTAKA

Al-Kitab
Ahmed.Religions of All Mankind,Kitab Blavan,New Dekhi,1994
E. Roger Dickson, The Fall of Unbelief (Winona, Misisipi: J.C. Choate Publications,1982
Dick Teresi,Lost Discoveries (the Ancient Roots of Modern Science from The Babylonians to The Maya),New York: Simon &Schuster,2002
K.Sukardji,Agama-agama yang berkembang di dunia dan pemeluknya,
Bandung:Angkasa Bandung ,1993
Lavinia n Dan Chon Sherbok,Judaism,England:British Library,1994
Mathnews Warren,World religion,Nodsworth,1999
Pfeiffer, Charles F., Baker’s Bible Atlas, Revised Edition,Grand Rapids, Michigan:Baker Book House, 1979
Smart Ninian,The Religious Experience of Mankind,New York:Charles Scribners Son’s,1927
Spence Lewis, Myths and Legends of Babylonia and Assyria, London: George G. Harrap and Company, 1916
Toynbee Arnold, Mankind And Mother Earth; Sejarah Umat Manusia, Terj.Muhammad Sodiq,cet.PertamaYogyakarta:Pustaka Pelajar,2004


http://djiyantditya.blogspot.com/2010/05/peradaban-lembah-sungai-eufrat-dan.html










































           



[2] K.Sukardji, Agama-agama yang berkembang di dunia dan pemeluknya (Bandung:Angkasa Bandung,1993)102
[3] Ibid,103
[4] www.geofacts.co.cc
[5] Op.cit
[6] K.Sukardji,Agama-agama yang berkembang di dunia dan pemeluknya,(Bandung:Angkasa Bandung,1993).102
[7] Ibid,102-103
[8] Kejadian 10:9,10
[9] Dickson, Roger E., The Fall of Unbelief (Winona,Misisipi: J.C. Choate Publications,1982).409
[10] Pfeiffer, Charles F., Baker’s Bible Atlas, Revised Edition (Grand Rapids, Michigan:Baker Book House, 1979).49
[11]Ninian Smart,TheReligiousExperience of Manki(Charles Scribners Son’s,New York,1927).245
[12] Ahmed, religions of All Mankind (New Delhi:Kitab Blavan,1994).187
[13] Dick Teresi,Lost Discoveries (the Ancient Roots of Modern Science from The Babylonians to The Maya)(New York:Simon &Schuster,2002).48
[14] http://shedhu-shedhu.blogspot.com/2010/07/asia-barat-pra-islam.html, Peradaban Lembah Sungai Tigris dan Eufrat,di Unduh pada tanggal,1 November 2010
[15] www.geofact.co.cc, Peradaban Mesopotamia, di unduh pada tanggal 20 oktober 2010
[16] Dra.M.Y Sri Wuryaningsih “Peradaban kuno Asia & Afrika”. Pdf
[17] Syahruddin El-Fikri, Babilonia,http://bataviase.co.id/node/352307, di unduh pada 1 November 2010
[18] http://shedhu-shedhu.blogspot.com/2010/07/asia-barat-pra-islam.html, Peradaban Lembah Sungai Tigris dan Eufrat,di Unduh pada 1 November 2010
[19] Ibid,
[20] K.Sukardji,Agama-agama yang berkembang di dunia dan pemeluknya,(Bandung:Angkasa Bandung,1993).115
[21] www.geofact.co.cc, Peradaban Mesopotamia, di unduh pada tanggal 20 oktober 2010
[22] Op.cit, 102
[23] Warren Mathnews,World religion(New York:Nodsworth,1999).260
[24] Lewis Spence, Myths and Legends of Babylonia and Assyria (London: George G. Harrap and Company, 1916). 21
[25] http://shedhu-shedhu.blogspot.com/2010/07/asia-barat-pra-islam.html, Peradaban Lembah Sungai Tigris dan Eufrat,di Unduh pada 1 November 2010
[26] Lavinia n Dan Chon Sherbok,Judaism,(England:British Library,1994).6
[27] ibid
[28] K.Sukardji,Agama-agama yang berkembang di dunia dan pemeluknya,(Bandung:Angkasa Bandung,1993).120
[29] Ninian Smart,TheReligiousExperience of Manki(Charles Scribners Son’s,New York,1927).248
[30] Ibid, 120-121
[31] K.Sukardji, “Agama-agama yang berkembang di dunia dan pemeluknya”(Bandung:Angkasa Bandung,1993).118
[32] Ahmed, religions of All Mankind (New Delhi:Kitab Blavan,1994).187-188
[33] K.Sukardji, “Agama-agama yang berkembang di dunia dan pemeluknya”(Bandung:Angkasa Bandung,1993).111-112
[34]K.Sukardji, “Agama-agama yang berkembang di dunia dan pemeluknya”(Bandung:Angkasa Bandung,1993).114
[35] Ibid.116
[36] Dickson, Roger E., The Fall of Unbelief (Winona,Misisipi, J.C. Choate Publications: 1982),409.
[37] K.Sukardji, “Agama-agama yang berkembang di dunia dan pemeluknya”(Bandung:Angkasa Bandung,1993).119
[38] http://www.google.co.id/imglanding?q=dewa, di unduh pada 7 November 2010
[39] Warren Mathnews,World religion(New York:Nodsworth,1999).258
[40] www.geofact.co.cc, Peradaban Mesopotamia, di unduh pada tanggal 20 oktober 2010
[41] Ahmed, religions of All Mankind (New Delhi:Kitab Blavan,1994).187-188
[42] http://id.wikipedia.org/wiki/Menara_Babel, di unduh pada 7 November 2010
[43] Kejadian, 10:10
[44] www.geofact.co.cc, Peradaban Mesopotamia, di unduh pada tanggal 20 oktober 2010
[45] Dick Teresi “Lost Discoveries (the Ancient Roots of Modern Science from The Babylonians to The Maya)”,(New York:Simon &Schuster,2002).47-59
[46] Ibid,59