BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu tugas dari
seorang Perbandingan Agama adalah mengkaji agama-agama. Baik itu agama samawi
maupun Ardhi. Karena agama datang kedunia mempunyai sajarah masing-masing.
Agama terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Di dalam makalah ini
spesifik akan membahas tentang peradaban Mesopotamia. Yang mana di yakini oleh
para ahli sejarawan sebagai peradaban yang pertama. Serta sebagai pembentuk
suatu system serta pengetahuan yang dapat kita ketahui setelah memahami
peradaban tersebut.
Kawasaan di lembah sungai
Eufrat dan Igris di bagi secara alami menjadi dua kawasaan yaitu Mesopotamia
atas dan Mesopotamia bawah (Babilonia)[1].
Kedua kawasaan tersebut yang menjadi awal mula munculnya suatu peradaaban.
Munculnya suatu system kepemerintahaan, serta munculnya suatu system
kepercayaan. Mesopotamia berasal dari kata “Mesos (Tengah)” dan Patmos (Sungai)[2],
dimana yang artinya “daerah diantara sungai-sungai”[3].Bahkan
sejarawan Yunani Kuno yang bernama Herodotus menyebut Mesopotamia sebagai “Tanah Surga
yang cantik Jelita”[4].
Pada zaman dahulu Mesopotamia atas memiliki dua pusat
peradaban utama, satu berada diwilayah Eufrat atas dan pusat yang lama terletak
dimuara Zab (sungai Tigris atas). Mesopotamia bawah yang merupakan situs bangsa
Sumeria dan Akkadia, secara alami juga terbagi menjadi bagian utara dan
selatan. Bagian utara terpusat disekitar Babillon, sedang bagian selatan
terpusat di kota-kota Sumria seperti Lama, Esidu, dan Ur. Tanah bagian selatan
ini keadaannya berawa-rawa. Bangsa ini hidup pada 4000 SM dan dapat bertahan
dengan melakukan irigasi[5].
Untuk
lebih jelasnya dapat dibaca dalam pembahasan yang mana akan lebih dijelaskan
mengenai perkembangan di daerah Mesopotamia yang khususnya yaitu Babilonia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peradaban Babilonia / Mesopotamia
Gambar.1
Pete
kota Babilonia
Sumber:http://www.biblehistory.com/babylonia/BabyloniaHistoryofBabylonia.htmdiunduh
pada tanggal 20 oktober 2010.
Daerah Mesopotamia ini,
sekarang lebih dikenal dengan Republik Irak. Dikawasaan Mesopotamia ini,
terdapat berbagai macam bangsa (suku) salah satunya yaitu bangsa Babilonia.
Bangsa babilonia terbentuk atas sebagian suku-suku bangsa yaitu Hamiah dan
Samiah[6].
Kedua suku bangsa tersebut merupakan keturunan dari Hamdan Sam bin Nuh AS.
Suku-suku bangsa yang dari rumpun Haimiah ini dulu bertempat tinggal di
daerah-daerah tepi sungai Efrat di sebelah utara babil sampai di daerah Teluk
Persia. Sedangkan suku bangsa dari Samiah mendiami daerah-daerah antara sungai
Dajlah (Tigris) dan sungai Efrat[7].
Menurut penulis kitab
Kejadian, Nimrod, “seorang pemburu yang gagah perkasa” yang mendirikan Babel
sebagai sebuah kerajaan[8].
Berdasarkan hasil penemuan para ahli
purbakala, Babilonia memiliki tembok kota yang tingginya mencapai 300 kaki
dengan tebal kira-kira 8 kaki dan membentang dari sejauh 40 sampai 50 mil
mengelilingi kota itu. Keindahan arsitektur tembok kota Babilonia dilengkapi
oleh pintu gerbang Ishtar yang elok. Disamping itu juga, jalan-jalannya terdiri
dari trotoar yang terbuat dari batu[9].
Bangsa ini, telah
mengalami berbagai perkembangan setelah bangsa-bangsa yang menduduki wilayah
Mesopotamia. Kemajuan itu dapat dilihat di bidang perbintangan, philology,
lexicography, matematika, dan ilmu sihir merupakan bukti kemasyuran Babilonia
pada periode ini[10].
B.
Bangsa-Bangsa Yang Pernah Berkembang di
Mesopotamia
Gambar.2
Ada
beberapa bangsa yang mengembangkan kekuasaannya di wilayah Mesopotamia. Salah
satunya adalah Babilonia. Namun sebelum Babilonia, bangsa yang pertama kali
mendiami wilayah ini yaitu Bangsa Sumeria.
Sumber: www.geofacts.co.cc,di
unduh pada tanggal 20 oktober 2010
Setelah Sumeria, bangsa Akkadia, Babilonia,
Asyri, Babilonia Baru[11].
Penjelasan singkat mengenai bangsa-bangsa yang pernah mendiami Mesopotamia:
1.
Sumeria
Bangsa Sumeria mendirikan
kota-kota yang mana dapat kita ketahui adalah kota Ur dan Sumer[12].
Dimana pusat pemerintahan pada saat itu berada di kota Ur apalagi kota tersebut
merupakan kota tertua pada masa bangsa Sumeria. Raja yang memerintah adalah Ur
Nanseh (2500SM) setelah itu Raja Gudea (2400SM). Pada masa itu bangsa Sumeria
telah menyumbangkan ilmu yang untuk zaman sekarang yaitu Matematika[13]. Selama
kurang lebih 500 tahun bangsa sumeria mengalami beberapa tragedi perebutan
kekuasaan,
Gambar.3
Patung Raja Gudea
akhirnya bangsa itu lemah dalam hal
persatuan. Dalam kelemahan itu datanglah serangan dari bangsa Akkadia, dipimpin
oleh Raja Sargon dan berhasil menaklukan sumeria pada tahun kurang lebih 2500
SM[14].
Sumber: www.geofacts.co.cc,di
unduh pada tanggal 20 oktober 2010
2. Akkadia
Setelah berhasil merebut
kekuasaan / wilayah dari Sumeria, bangsa Akkadia menjadi penguasa di
Mesopotamia. Pemimpin bangsa Akkadia yaitu Raja Sargon.
Gambar.4
Patung Raja Sargon
Pada masa pemerintahan bangsa Akkadi,
sebagian kebudayaan bangsa ini diambil dari kebudayaan bangsa Sumeria[15]. Maka
muncullah sebuah istilah budaya Summer Akkad berbahasa Semit.
Sumber: www.geofacts.co.cc, di unduh
pada tanggal 20 oktober 2010
Selama kurang lebih 400 tahun berkuasa di
Mesopotamia, akhirnya kekuasaan Akkadia berhasil ditaklukkan oleh bangsa Amorit
(dari Syiria sekarang), yang bergerak masuk ke wilayah Mesopotamia melalui arah
barat daya kemudian menyeberangi sungai Eufrat dan melakukan penyerangan.
3. Babilonia
Ketika
bangsa Amorit ( salah satu dari Rumpun suku bangsa Haimiah) menaklukkan bangsa
Akkadia. Sejarawan mengatakan bahwa kerajaan babilonia didirikan oleh bangsa
Amorit. Kata babilonia berasal dari kata “Babilu” yang artinya ( Gerbang
Menuju Tuhan)[16].
Gambar.5
Patung raja Hamurabi
Sumber: www.geofacts.co.cc, di unduh pada tanggal
20 oktober 2010
kerajaan Babilonia lama dan menguasainya
serta membuat keadaan dalam abad gelap selama 150 tahun.
4. Assyria
Babilonia ditaklukkan oleh
bangsa Asyria. Bangsa Asyria ini termasuk dalam rumpun Semit. Mereka membangun
kota yaitu kota Asshur dan kota Niniveh yang dijadikan ibu kota dari kekuasaan
bangsa Asyria. Kekuasaan ini disebut dengan corak militer. Hal ini dikarenakan
Bangsa ini telah menaklukkan daerah-daerah disekitar. Pada masa tersebut
terjadi perkembangan yang pesat dan menjadikan bangsa ini sangat maju yaitu
dalam bidang pendidikan.
Lambat laun kerajaan
Assyria lemah dan kelemahannya itu diketahui oleh bangsa Chaldea yang
berkembang didaerah Mesopotamia selatan. Bangsa ini menyerang kerajaan Assyria[19].
Pada tahun 612 SM, ibu kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan
runtuhnya kerajaan Assyria.
5. Babilonia
baru
Setelah Babilonia berhasil
merebut kekuasaanya kembali dari Asyria dibawah pimpinan Raja Nebukhadnezer
(Bukkhtanasar). Kini babilonia menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan lagi.
Kerajaan ini disebut dengan Babilonia Baru karena Raja Nebukhadnezer membangun
kembali babilonia sehingga menjadi pusat pemerintahan kembali dan di sebut
dengan Babilonia Baru[20].
Namun kekuasaan politik
babilonia ke dua ini tidak bertahan lama, sepeninggalan Raja Nebukhadnezer
wilayah ini ditaklukkan oleh Sirus Agung dari Persia[21].
C.
Politik dan Sosial Imperium Babilonia
Sejak peradaban
Mesopotamia berkembang, banyak terjadi persaingan atau perebutan kekuasaan,
yang mana tejadi konflik internal antar bangsa (rumpun). Mulai dari pemimpin
kekuasaan bangsa Sumeria, trus
dikalahkan oleh bangsa Akkadia, dan setelah Akkadia berkuasa, terkalahkan oleh
bangsa Babilonia. Namun ketika Babilonia kehilanggan pemimpin yang kuat, maka
terkalahkan oleh bangsa Asyri, tak lama akhirnya Babilonia mampu untuk
menguasai Mesopotamia kembali dengan sedikit perubahan nama menjadi Babilonia
Baru[22].Masa
kejayaan bangsa Babilonia yaitu pada masa kepemimpinan Raja Hamurabbi. Selain
sebagai raja, Hamurabbi juga seorang pemimpin agama masyarakat Babilonia. Ia
senantiasa memerintahkan kaumnya untuk menaati aturan yang telah ditetapkan
demi berjalannya roda kehidupan danpemerintahan.
Sejak awal pemerintahannya, Hammurrabbi telah
memeperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya
didasarkan pada nilai-nilai tradisional. Hukum tersebut lebih dikenal sebagai
hukum Hammurrabbi[23] yang
ditulis pada prasasti batu yang tingginya kurang lebih 2,5 meter dan
ditempatkan ditengah-tengah ibu kota Babilonia.Hukum tersebut merupakan hokum
tertulis pertama di dunia. Kitab Undang-Undang Hammurabi ini sebagai
"sebuah monumen kebijaksanaan dan keadilan”[24].
Dalam hukum itu tertulis
tentang peraturan-peraturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan,
agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok UU[25].
Pada setiap bagian tercantum jenis-jenis pelanggaran dan hukumannya. Hukum
tersebut dijalankan dengan tegas dan keras sehingga tercipta suatu keadaan yang
aman.
Hukum Hammurabi
menggambarkan tentang struktur ideal masyarakat Babilonia Lama[26].
Diatas adalah raja, yang merupakan penguasa segala sesuatu dikerajaannya.
Kemudian dibawahnya terdapat tiga kelas sosial, awilum (bangsawan), mushkenum
(rakyat biasa), dan wardum (budak)[27].
Kesemuanya memiliki tingkatan hukum yang berbeda menurut tingkat masyarakat
yang ada.
D.
Ajaran-Ajaran dan Nama-Nama Dewa
Pertama kali bangsa
Sumeria masuk ke wilayah Mesopotamia, mereka sudah memiliki system kepercayaan.
Yang mana bangsa Sumeria sudah menyebah para Dewa. Hingga bangsa Babilonia
semasa kejayaannya mengadopsi kepercayaan tersebut. System dari peradaban
Mesopotamia yang dianuut yaitu, ketika suatu Imperial menguasai wilayah
Mesopotamia maka seluruh Imperial atau bangsa yang lain harus mengikuti apa
yangn di perintah oleh Raja dari Imperial tertinggi, baik itu mengenai system
kepemerintahan maupun system keyakinan.
Bangsa Babilonia sejak
masa purbanya sampai pada masa perkembangannya menganut faham keTuhanan yang
Politeistik[28]. Sekalipun faham ini
cukup lama di anut bangsa Babilonia, tetapi bangsa itu tidak mempu merubah
faham dan kepercayaannya. Dewa pertama atau dewa tertinggi adalah dewa Marduk[29].
Selain itu ada dewa-dewa alam yang mereka sembah yakni[30]:
1. Enlil
( Dewa Bumi )
4. Sin ( Dewa Bulan )
2. Ea
( Dewa Air )
5. Samas ( Dewa matahari)
3. Anu
( Dewa Langit ) 6. Ereskigal ( Dewa Kematian)
Gambar.6 Gambar.7
Dewa Marduk Dewa Matahari
Gambar.8 Gambar.9
Patung Dewa Anu (Langit) Patung Dewa Enlil (Bumi)
Gambar.10
Patung
Dewa Ea (Air)
Sumber: http://www.google.co.id/imglanding?q=dewa,
di unduh pada 7 November 2010
Agama atau kepercayaan
bangsa Babilonia terbentuk dari berbagai unsur kepercayaan yaitu kepercayaan
bangsa Babilonia sendiri serta berbagai kepercayaan bangsa lain yaitu bangsa
Ibrani, bangsa Mesir, bangsa Iran dan bangsa-bangsa lainnya yang ada pada
zamannya[31].
Di jelaskan pula, bahwa
masyarakat Mesopotamia harus selalu memenuhi kewajibannya kepada Dewa, yaitu[32]:
1.
Memberikan Dewa Rumah ( kuil )
2.
Patung dewa harus berpakaian mahal
3.
Harus mengelolah tanah dan memasak untuk para
Dewa dari jagung dan buah-buahan yang dittanam di tanah kuil dan kebun.
4.
Harus merayakan Festival untuk menyengakan para
dewa
Agama babilonia ini
disebut dengan agama Ardli (Thabi’i) dengan system kependetaan. Kaum pendeta
memiliki peranan penting bagi penganut keyakinan tersebut yaitu[33]:
1.
Pembina penganut atau pemeluk agama agar dalam
melaksanakan tugas hidupnya sesuai dengan ajaran agama.
2.
Pembimbing pemeluk agama agar mereka dapat
mengembangkan ajaran agama dan melaksanakannya dengan baik
3.
Pemberi Motivasi pemeluk agama agar setiap
melaksanakan tugas-tugas selalu didasari ajaran-ajaran agama.
Pendeta berfungsi sebagai
pedoman hidup dan kehidupan bagi para penganutnya, sebagai pembimbing atau
pengajar bagi penganut agama keyakinan tersebut[34]. Ada
unsur ensensial dalam agama Babilonia ini[35]:
a.
Iman atau keyakinan
Iman adalah satu kesatuan
keyakinan yang memiliki enam system agama yang ideal, yaitu:
1.
Keyakinan terhadap Tuhan
2.
Keyakinan terhadap malaikat
3.
Keyakinan terhadap kitab suci
4.
Keyakinan terhadap utusan-utusan Tuhan (Rasul)
5.
Keyakinan pada hari pembalasan
6.
Keyakinan terhadap ketentuan dan kepastian baik
dan buruk dari Tuhan
b.
Amal ibadat dan amal muamalah
c.
Kebaikan dalam melaksanmakan amal ibadah dan
muamalah
Melakukan
kebaikan-kebaikan amalan baik itu secara Vertikal maupun Horizontal, baik
kepada tuhan maupun manusia dilakukan sesuai dengan ketetapan Tuhan.
Dari ketiga unsur tersebut, unsur ensensial
agama yang kedua dan ketiga sesuai dengan keyakinan yang ada dalam agama
Babilonia, baik yang berhubungan dengan amal maupun kebaikan dalam melaksanakan
amalan yang sesuai dengan ketentuan dewa dan pendeta berlangsung dengan baik.
C.
Peninggalan-Peninggalan Agama Babilonia /
Mesopotamia
Peninggalan-peninggalan sejarah
pada wilayah Mesopotamia begitu banyak dimulai dari bangsa yang pertama kali
menempati hingga akhir bangsa yang menempati wilayah Mesopotamia. Namun ada
beberapa peninggalan yang sampai saat ini masih tetap ada dan di lestarikan
keberadannya. Dan ada juga beberapa peninggalan yang diakui oleh dunia[36].peninggalan
tersebut tidak hanya peninggalan tempat-tempat bersejarah saja namun melainkan
peninggalan-peninggalan kebudayaan juga.
Misalnya pembuatan
bangunan rumah dengan menggunakan bata dan tanah liat, menciptakan peraturan
undang-undang secara tertulis, pembangunan kuil-kuil untuk tempat pemujaan[37].
Sampai sekarang, beberapa contoh yang sudah disebutkan di atas sampai sekarang
masih tetap ada yaitu:
Gambar. 11
Ziggurat
Sumber:http://www.biblehistory.com/babylonia/BabyloniaHistoryofBabylonia.htmdi
unduh pada tanggal 20 oktober 2010.
Ziggurat adalah kuil
tempat pemujaan pada dewa. Ziggurat berasal dari kata Zagaru[38] yang artinya
bangunan tinggi seperti gunung. Bangunan ini terbuat dari tanah liat yang dijemur.
Gundukan-bata atau batu-tertutup yang atasnya oleh sebuah rumah yang mewakili
pengadilan dewa[39].
Gambar.12
Tulisan Paku
Sumber:http://www.biblehistory.com/babylonia/BabyloniaHistoryofBabylonia.htmdi
unduh pada tanggal 20 oktober 2010.
Tulisan bangsa Sumeria
disebut tulisan paku (cunei form). Mereka menggunakan ± 350 tanda gambar[40],
setiap gambar merupakan satu suku kata. Huruf-huruf itu dituliskan pada papan
tanah liat yang digoresi/ditulisi menggunakan karang yang keras dan berujung
tajam.
Gambar.13
Tower
of Babel
Sumber:Dikutip dari tulisan Trias
Kuncahyono, Babilon dan Sindrom Menara Babel, KCM, Sabtu, 29 Maret 2003
Menara babel yang
tingginya mencapai 90 meter berfungsi sebagai keindahan kota serta mercusuar
bagi para pedagang di sekitarnya yang akan menuju ke kota Babilonia[41]. Kisah
Menara Babel melambangkan keangkuhan, kesombongan manusia, disebut-sebut dalam
Kitab Kejadian, Kitab Suci Perjanjian Lama[42].
Setelah banjir besar, semua orang berbicara satu bahasa yang umum dan seorang
pria bernama Nimrod membangun sebuah kota dan mendirikan agama yang umum[43]. Pembangunan
menara ini diprakarsai oleh Nimrod, anak cucu Nabi Nuh di zaman Babilon kuno,
jauh tahun sebelum zaman Nebuchadnezzar.
Gambar.14
Hanging Wall
Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2582388,
di unduh pada 7 November 2010
Taman itu dibangun di atas bukit buatan. Tingginya 107
meter[44].
Bentuknya berupa podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan
bunga-bungaan. Ada air terjun buatan brasal dari air sungai Eufrat yang
dialirkan ke puncak bukit lalu mengalir melalui saluran buatan. Jika dilihat
dari jauh seolah-olah taman itu menggantung, suatu pemandangan yang sangat
menakjubkan.
Bangsa Sumeria memberikan
sumbangan yang penting bagi dunia dalam bidang matematika. Mereka mengembangkan
hitungan dengan dasar 60 (disebut sixagesimal) Penemuan mereka tentang hitungan
lingkaran adalah 360o, satu jam adalah 60 menit, 1 menit adalah 60 detik masih
kita gunakan sampai sekarang[45].
Gambar.15
Calendar Babilonia
Sumber: http://www.google.co.id/imglanding?q=kalender
, di unduh pada 7 November 2010
Ilmu hitung
Bangsa Sumeria telah dapat menghitung, bahwa satu tahun terdiri dari 354 hari
atau 360 hari[46].
Untuk lebih mempermudah
pemahaman mengenai Peradaban Mesopotamia, di bawah ini merupakan sekema atau
table yang mana bisa membantu lebih muda mengingat tentang peradaban
Mesopotamia ini.
No
|
Ketenagan
|
Sumeria
|
Akkadia
|
Babilonia
|
Asyria
|
Babilonia Baru
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Masa awal pemerintahan
Ibu Kota
Raja Terkenal
Peninggalan
Sebab Keruntuhan
|
3000SM
Ur
UrNashe
Ziggurat
,Tulisan paku,
Akkadia
|
2800SM
Agade
Sargon
Budaya Sumer Akkad
Babilon-ia
|
2000SM
Babilon
Hammurabi
Hukum Hammurabi
Asyria
|
1200SM
Niniveh
Arsubani-
Pal
Lempeng
Tanah liat berisi
Ilmu
Babilonia baru
|
612 SM
Babilon
Nebukad-
Nezan
Taman gantung, menara bible
Persia
|
BAB III
PENUTUP
Mesopotamia yang sekarang ini disebut dengan Negara
Republlik Irak, merupakan peradaban pertama di dunia. Yang mana wilayah ini
memiliki lima imperial atau kekuasaan wilayah yakni imperial Sumeria yang mana
bangsa ini merupakan bangsa yang pertama kali memasuki dan menakhlukkan wilayah
Mesopotamia yang dulunya berupa rawa-rawa. Pada masa kepemimpinan bagsa
Sumeria, sudah terdapat sebuah tatanan kepemerintahan yang terkoordinir, serta
masyarakat pada waktu itu hidup dengan cara bertani. Tulisan yang pertama kali
yaitu berasal dari bangsa Sumeria yang disebut denagn “Tulisan Paku”.
Setelah itu imperial Akkadia, bangsa ini yang telah
mengalahkan kekuasaan bangsa Sumeria dan mengadopsi budaya bangsa Sumeria,
sehingga muncullah kebudayaan baru yakni “Sumer Akkad” yang berbahasa Semit.
Setelah runtuhnya kekuasaan imperial Akkadia, barulah
Babilonia yang berkuasa. Masa puncak kejayaan Babilonia yaitu pada masa Raja
Hammurabi. Hammurabi pula yang pertama kali mencetuskan sebuah Undang-Undang
yang mengatur tatanan hidup masyarakat pada waktu itu. Masyarakat mempercayai
bahwa Undang-Undang yang dibuat oleh Hamurabbi adalah berasal dari Dewa.
Namun hal itu tidak bertahan lama, ketika Babilonia di
rebut kekuasaannya oleh Imeprial Asyri. Setelah Asyri mengalami kemunduran
hingga Babilonia mudah untuk merebut dan menguasai wilayah Mesopotamia kembali.
Namun bukan lagi disebut dengan Imperial Babilonia melainkan “Babilonia Baru”.
Wilayah Mesopotamia berkembang dengan maju. Hingga mampu
untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang terkondisirkan. Kepercayaan
yang dianut yaitu politeisme, mempercayai Dewa-Dewa, namun di balik itu ada
dewa yang tertinggi yaitu “Dewa Marduk”.
Peninggalan dari peradaban ini sebagian masih ada dan
terlestarikan, namun sebagian juga ada yang mengalami evolusi sesuai dengan
perkembangan zaman. Tak bisa di pungkiri lagi bahwa ilmu yang telah kita dapat
melainkan evolusi dari pemikiran dan kerja keras masyarakat peradaban. Yakni
munculnya pengetahuan berasal dari peradaban Mesopotamia.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Kitab
Ahmed.Religions of All Mankind,Kitab
Blavan,New Dekhi,1994
E. Roger Dickson, The Fall of Unbelief
(Winona, Misisipi: J.C. Choate Publications,1982
Dick Teresi,Lost
Discoveries (the Ancient Roots of Modern Science from The Babylonians to The
Maya),New York: Simon &Schuster,2002
K.Sukardji,Agama-agama yang berkembang di
dunia dan pemeluknya,
Bandung:Angkasa Bandung ,1993
Lavinia n Dan Chon Sherbok,Judaism,England:British
Library,1994
Mathnews Warren,World religion,Nodsworth,1999
Pfeiffer, Charles F.,
Baker’s Bible Atlas, Revised Edition,Grand Rapids, Michigan:Baker Book
House, 1979
Smart Ninian,The
Religious Experience of Mankind,New York:Charles Scribners Son’s,1927
Spence Lewis, Myths and Legends of Babylonia and
Assyria, London: George G. Harrap and Company, 1916
Toynbee Arnold, Mankind And Mother Earth; Sejarah
Umat Manusia, Terj.Muhammad Sodiq,cet.PertamaYogyakarta:Pustaka
Pelajar,2004
http://djiyantditya.blogspot.com/2010/05/peradaban-lembah-sungai-eufrat-dan.html
[1]http://shedhu-shedhu.blogspot.com/2010/07/asia-barat-pra-islam.html,
di unduh pada 1 November 2010
[2] K.Sukardji, Agama-agama
yang berkembang di dunia dan pemeluknya (Bandung:Angkasa Bandung,1993)102
[3] Ibid,103
[4] www.geofacts.co.cc
[5] Op.cit
[6] K.Sukardji,Agama-agama
yang berkembang di dunia dan pemeluknya,(Bandung:Angkasa Bandung,1993).102
[7] Ibid,102-103
[8] Kejadian 10:9,10
[9] Dickson, Roger E., The
Fall of Unbelief (Winona,Misisipi: J.C. Choate Publications,1982).409
[10] Pfeiffer, Charles F., Baker’s Bible Atlas, Revised
Edition (Grand Rapids, Michigan:Baker Book House, 1979).49
[11]Ninian Smart,TheReligiousExperience of Manki(Charles
Scribners Son’s,New York,1927).245
[12] Ahmed, religions of
All Mankind (New Delhi:Kitab Blavan,1994).187
[13] Dick Teresi,Lost
Discoveries (the Ancient Roots of Modern Science from The Babylonians to The
Maya)(New York:Simon &Schuster,2002).48
[14] http://shedhu-shedhu.blogspot.com/2010/07/asia-barat-pra-islam.html,
Peradaban Lembah Sungai Tigris dan Eufrat,di Unduh pada tanggal,1 November 2010
[15] www.geofact.co.cc, Peradaban
Mesopotamia, di unduh pada tanggal 20 oktober 2010
[16] Dra.M.Y Sri Wuryaningsih
“Peradaban kuno Asia & Afrika”. Pdf
[17] Syahruddin El-Fikri, Babilonia,http://bataviase.co.id/node/352307,
di unduh pada 1 November 2010
[18] http://shedhu-shedhu.blogspot.com/2010/07/asia-barat-pra-islam.html,
Peradaban Lembah Sungai Tigris dan Eufrat,di Unduh pada 1 November 2010
[19] Ibid,
[20] K.Sukardji,Agama-agama
yang berkembang di dunia dan pemeluknya,(Bandung:Angkasa Bandung,1993).115
[21] www.geofact.co.cc, Peradaban
Mesopotamia, di unduh pada tanggal 20 oktober 2010
[22] Op.cit, 102
[23] Warren Mathnews,World religion(New
York:Nodsworth,1999).260
[24] Lewis Spence, Myths and
Legends of Babylonia and Assyria (London: George G. Harrap and Company, 1916).
21
[25] http://shedhu-shedhu.blogspot.com/2010/07/asia-barat-pra-islam.html,
Peradaban Lembah Sungai Tigris dan Eufrat,di Unduh pada 1 November 2010
[26] Lavinia n Dan Chon Sherbok,Judaism,(England:British
Library,1994).6
[27] ibid
[28] K.Sukardji,Agama-agama
yang berkembang di dunia dan pemeluknya,(Bandung:Angkasa Bandung,1993).120
[29] Ninian Smart,TheReligiousExperience
of Manki(Charles Scribners Son’s,New York,1927).248
[30] Ibid, 120-121
[31] K.Sukardji, “Agama-agama
yang berkembang di dunia dan pemeluknya”(Bandung:Angkasa Bandung,1993).118
[32] Ahmed, religions of
All Mankind (New Delhi:Kitab Blavan,1994).187-188
[33] K.Sukardji, “Agama-agama
yang berkembang di dunia dan pemeluknya”(Bandung:Angkasa Bandung,1993).111-112
[34]K.Sukardji, “Agama-agama
yang berkembang di dunia dan pemeluknya”(Bandung:Angkasa Bandung,1993).114
[35] Ibid.116
[36] Dickson, Roger E., The
Fall of Unbelief (Winona,Misisipi, J.C. Choate Publications: 1982),409.
[37] K.Sukardji, “Agama-agama
yang berkembang di dunia dan pemeluknya”(Bandung:Angkasa Bandung,1993).119
[38] http://www.google.co.id/imglanding?q=dewa,
di unduh pada 7 November 2010
[39] Warren Mathnews,World
religion(New York:Nodsworth,1999).258
[40] www.geofact.co.cc, Peradaban
Mesopotamia, di unduh pada tanggal 20 oktober 2010
[41] Ahmed, religions of
All Mankind (New Delhi:Kitab Blavan,1994).187-188
[42] http://id.wikipedia.org/wiki/Menara_Babel,
di unduh pada 7 November 2010
[43] Kejadian, 10:10
[44] www.geofact.co.cc, Peradaban
Mesopotamia, di unduh pada tanggal 20 oktober 2010
[45] Dick
Teresi “Lost Discoveries (the Ancient Roots of Modern Science from The
Babylonians to The Maya)”,(New York:Simon &Schuster,2002).47-59
[46] Ibid,59